KESOMBONGAN IBLIS DALAM AL-QUR’AN (Kajian Tafsir Tematik)

  • Misbahul Munir
Abstract views: 2244 , PDF downloads: 526

Abstract

Sombong termasuk sifat yang berbahaya karena ia dapat merusakkan hubungan vertikal manusia dengan Allah dan dapat merusakkan hubungan horizontal mereka dengan manusia lainnya. Dalam sejarah, karakter kesombongan yang pertamakali dilakukan adalah kesombongan yang dilakukan oleh iblis. Kisah kesombongan iblis diceritakan secara jelas dalam Al Quran, yaitu QS. al-A‘raf : 12. QS. al-Hijr: 33, QS. al-Isra’: 61, QS. al-Isra’: 62, QS. Shad: 76. Dengan mengetahui kisah kesombongan iblis ini, diharapkan manusia dapat mengambil hikmah untuk tidak terjerembap dalam kesombongan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yang  membahas secara mendalam tentang kesombongan Iblis dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Penelitian ini termasuk kajian kepustakaan (library research), yakni dengan menulusuri berbagai kitab-kitab tafsir dan literatur lainnya untuk menemukan data-data yang menjelaskan kesombongan iblis dalam Alquran. Iblis melakukan kesombongan dalam dua bentuk. Pertama, iblis menganggap bahwa dirinya lebih istimewa dari pada Nabi Adam karena ia terbuat dari api sedangkan Adam hanya dari tanah. Menurut logika iblis, api lebih mulia dari pada tanah. Kedua, iblis merasa memiliki kemampuan untuk menggoda dan menggelincirkan manusia agar sama seperti dirinya, tidak layak masuk surga dan menjadi makhluk Allah yang terlaknat. Dari kisah kesombongan iblis ini bisa diambil hikmahnya, yaitu: Pertama; perintah Allah adalah mutlak wajib dilaksanakan tidak boleh ada tawar-menawar, mengabaikan perintah Allah menimbulkan konsekwensi hukuman dari-Nya. Kedua; Meninggalkan perintah Allah disertai dengan ingkar atas kewajibannya bisa masuk menjadi golongan kafir. Ketiga; umat islam harus senanttiasa mempertebal iman untuk mengantisipasi godaan iblis yang telah mendeklarasikan permusuhan kepada manusia sejak diusir dari surga.

 

Keyword: Kesombongan, iblis, tafsir tematik

References

Ad-Damasyqi, Ismail bin Umar bin Katsir al-Qursyi. Tafsir Al-Qur’an al-‘Az}im. Damaskus: Da>r al-Taibah li al-Nashr wa al-Taud}i, n.d.

Al-Ghazali, Imam. “Mutiara Ihya’Ulumuddin.†Mukhtashar Ihya Ulumiddin. Terjemahan Irwan Kurniawan. Bandung: Mizan, 2016.

Al-Jisr, Husain bin Muhammad. Husunul Hamidiyah. Surabaya: Salim bin Nabhan, 1953.

Al-Jurja>ni, Ali ibn Muhammad ibn Ali. al-Takri>fat. Beirut: Dar al Kutub Al ’Arabi, n.d.

Al-Maliki, Sayyid Muhammad ‘Alawy. Zubdatul Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an. Beirut: Dar al Kutub Al Ilmiyyah, 1971.

Al-Mana>wi, Muhammad ‘Abd al-Rau>f. al-Tauqi>f ‘ala Muhimma>t al-Ta‘ri>f. Beirut: Dar Al Fikr, n.d.

Al-Naisaburi, Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj. Shahih Muslim. Beirut: Dar Ihya’ al-Turoshi al-Arabi, n.d.

Al-Qardhawi, Yusuf. “Iman dan Kehidupan. terj.†Fachruddin HS. Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Al-Qurthubi, Abu ’Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr Al-Anshari. al-Jami‘ li Ahkam Al-Qur’an. Beirut: Dar Al Fikr, 2011.

Al-Suyûthi, Jalâluddin. “ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Matsûr.†Kairo: Markaz Hijr li al-Buhûts wa ad-Dirâsah al-Islâmiyyah, tt, 1993.

Fuad’abd al Baqi, Muhammad. Al Mu’jam Al Mufahras Li Alfazh Al Quran. Рипол КлаÑÑик, 1986.

Hanifah, Hana. Kenal, Dekat, dan Akhirnya Jatuh Cinta Pada Al-Quran. Elex Media Komputindo, 2016.

Hs, Fachruddin. “Ensiklopedia Al-Qur’an Jilid II.†Jakarta: Rineka Cipta, 1992.

Kementerian Agama, R I. “Al Qur’an Dan Terjemahannya: Edisi Penyempurnaan.†Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an, 2019.

Khalid, Abdul Rahman Abdul, dan Abdul Rahman. “Garis Pemisah antara Kufur dan Iman.†Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

Manẓur, Ibn, dan Muḥammad Ibn Mukarram Ibn AlÄ«. “LisÄn al-‘Arab.†Kairo: DÄr al-Hadīṡ, 2013.

Maraghi, Ahmad Mustofa Al. Tafsir Al Maraghi. Damaskus: Dar Al Fikr, n.d.

Prayetno, Sugeng, Ishak Abd Aziz, dan Muhammad Nurung. “Kesombongan Fir’aun dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tahlily).†UIN Sulthan Thaha Saifuddin, 2019.

Qardhawi, Yusuf. “Islam Agama Ramah lingkungan, terj A.†Hakim Shah, dkk,(Jakrta: Pustaka al Kautsar, 2002.

Qutb, Sayyid, dan Yusoff Zaky Haji Yacob. Tafsir Fizilalil Quran. Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Kelantan, Kota Bharu, 1984.

Quzwaini, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah Al. Sunan Ibn Majah. Damaskus: Dar-Ihya’ al-Kutb al-Arabiyyah, n.d.

Rozy, Muhammad Fakhruddin Al. Mafatih Al Ghaib. Lebanon: Dar Al Fikr, 2005.

Shabuniy, Muhammad Ali Al. Ṣafwah al-Tafa>si>r. Beirut: Dar Kutub Al-Qur′an al-Karim, 1981.

Shihab, M Quraish. “ Membumikan†Al-Quran: fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat. Mizan Pustaka, 2007.

———. Malaikat dalam al-Qur’an: Yang Halus dan Tak Terlihat. Lentera Hati Group, 2010.

Showi, Ahmad ibn Muhammad Al. H{a>siyah as-S{o>wi. Beirut: Dar al Kutub Al Ilmiyyah, 1971.

Zuhaily, Dr Wahbah Al. Tafsir Al Munir; fi al ’Aqidah wa al Syari’ah wa al Manhaj. Damaskus: Dar Al Fikr, 2014.

PlumX Metrics

Published
2022-03-05
How to Cite
Munir, M. (2022). KESOMBONGAN IBLIS DALAM AL-QUR’AN (Kajian Tafsir Tematik). JADID: Journal of Quranic Studies and Islamic Communication, 2(1), 1 - 23. https://doi.org/10.33754/jadid.v1i2.506
Section
Articles