ISLAM DAN KONSTITUSI DALAM PERSPEKTIF KH. ABDURRAHMAN WAHID
Abstract views: 380
,
PDF downloads: 360
Untitled downloads: 0
Abstract
Pokok pemikiran K.H. Abdurrahman Wahid sangat inspiratif dalam menyelesaikan berbagai problem keagamaan dan kebangsaan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Baginya, doktrin Islam tentang negara adalah doktrin tentang keadilan dan kemasyarakatan. Untuk itu, ideologi yang relevan bagi Indonesia adalah ideologi Pancasila; selain itu, demokrasi adalah kebebasan, keadilan, dan musyawarah.Gus Dur tidak ingin menampilkan politik Islam yang monoton dan melihat Piagam Madinah sebagai justifikasi bagi manifestasi politik Islam yang inklusif, yaitu politik Islam yang menekankan pada nilai-nilai substansial Islam yang universal seperti keadilan, persamaan, kebebasan, dan syura’ (demokrasi). Gus Dur sangat kritis terhadap bentuk formal dan simbol-simbol politik Islam yang seringkali diperankan mengingkari substansi dari nilai-nilai Islam tersebut. Dia berkeyakinan nilai-nilai universal Islam selaras dengan nilai-nilai Hak-hak Asami Manusia (HAM) dalam Deklarasi Hak-Hak Asami Manusia tahun 1948 sehingga dia melihat Barat bukan sebagai musuh tetapi sebagai mitra. Namun dia perlu mengembangkan konsep HAM dari lingkungan umat Islam sendiri untuk menangkal proses sekulerisasi seperti yang terjadi dalam peradaban Barat.
Kata Kunci: Islam, KH. Abdurrahman Wahid, Konstitusi
Downloads
References
Abdillah,Masykuri. AgamadalamPluralitasMasyarakatBangsa" Kompas, 25 februari 2000.
Ali Enginer, Asghar.Devolusi Negara Islam, terj. Imam Muttaqin Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000.
Dharwis, Ellyasa KH. Gus Dur, NU, dan Masyarakat Sipil, Yogyakarta: LkiS, 1997.
Effendy, Bahtiar.Repolitisasi Islam, Pernahkah Islam Berhenti Berpolitik? Bandung: Mizan, 2000.
Feillard, Andree.NU Vis A Vis Negara: Pencarian Isi, Bentuk, dan Makna, Yogyakarta: LkiS, 1999.
Haidar, M. Ali, Nahdatul Ulama dan Islam di Indonesia: Pendekatan Fikih dalam Politik, Jakarta: Gramedia, 1998.
Kusuma, Mulyana W. Menata Politik Paska Reformasi, Jakarta: KIPP Indonesia, 2000.
Masdar, Umaruddin.Membaca Pemikiran Gus Dur dan Amin Rais tentang Pancasila, Yogyakarta; Pustaka pelajar, 1999.
Paige, Glenn D. Chaiwat Satha Anand, dan Sarah Gilliatt eds. Islam Tanpa Kekerasan, a.b. M. Taufiq, Yogyakarta: LKiS, 1998.
Rahman, Budhy Munawar (Ed), Kontekstualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Jakarta: Paramadina, 1994.
Sitompul, Einar M.,Nahdlatul Ulama dan Pancasila. Jakarta: Sinar Harapan, 1989.
Soelastomo, "Dwi Tunggal Gus Dur-Mega," dalam Kompas, 29 Nopember 1999.
Sudarmanto, YB., dkk, H. Mathori Abdul Jalil, Dari NU untuk Kebangkitan Bangsa, Jakarta: PT. Grasindo, 1999.
Taher Elza Peldi (ed) Demokratisasi Politik, Budaya dan Ekonomi, Pengalaman Indonesia Masa Orde Baru Jakarta: Yayasan Paramadina, 1994.
Wahid, Abdurrahman. Prisma Pemikiran Gus Dur, Yogyakarta: LkiS, 1999.
_____ “Nasionalisme, Tasawwuf, dan Demokratisasiâ€, dalam Kompas tanggal 2 April 2001.
_____, "Islam Dan Masyarakat Bangsa", Pesantren, No. 3 Vol. VI.
Copyright (c) 2018 MIYAH : Jurnal Studi Islam

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
- All the material contained in this site are protected by law. Prohibited cite some or all of the contents of this web site for commercial purposes without the consent of the board of editors of this journal.
- If you find one or more articles contained in Miyah that violate or potentially violate copyright you own, please report it to us, via email at priciple Contact.
- Formal legal aspects of access to any information and articles contained in this journal site refers to the terms of the license Creative Commons Attribution (CC BY).
- All information contained in the nature of Academic Miyah. Miyah not responsible for any losses incurred karana misuse information from this site.

