Ru'yatullah dalam Al Qur'an
Studi Teologis Tafsir Al-Mizan fi Tafsiril Qur’an


Abstract
Ru’yatulla>h telah melahirkan beragam penafsiran ada yang mengatakan bahwa kelak Allah bisa dilihat pun sebaliknya. Penafsiran tersebut biasanya menginterpretasikan keilmuan dari mufasir, dalam hal konsep ini cenderung menginterpretasikan paham ideologi dari muafasir. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penafsiran tokoh yang mewakili shiah dan bagaimana corak teologi dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut dari aspek subjektivitas dan objektivitasnya. Dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Adapun hasil penelitian ini adalah bahwa penafsiran T}ab?t}ab?'? menekankan bahwa konsep Ru'yatulla>h (melihat Allah) harus dipahami sebagai pengalaman spiritual, bukan penglihatan fisik. Berdasarkan penafsiran terhadap QS. Al-Qiyamah [75]: 22-23, QS. Al-A'raf [7]: 143, dan QS. Al-An’am [6]: 103, T}ab?t}ab?'? menjelaskan bahwa Allah melampaui batasan fisik dan tidak bisa dilihat dengan mata, melainkan hanya dapat dikenal melalui pengetahuan batin yang mendalam. Ia secara tegas menolak penafsiran antropomorfis dan menegaskan pentingnya makrifatulla>h atau pengetahuan spiritual dalam mengenal Allah. Pendekatan T}ab?t}ab?'? ini mencerminkan sintesis antara prinsip teologi Shiah dan pemahaman filosofis, serta menggarisbawahi transendensi dan tauhid dalam hubungan manusia dengan Tuhan. Meskipun penafsiran T}aba>t}aba>’i> sangat dipengaruhi oleh ideologinya terdapat sisi objektivitas dalam pendekatannya. Ia menggunakan metodologi yang konsisten, menerapkan prinsip filosofis dan teologis yang mendalam, merujuk pada sumber-sumber tradisional, dan menolak penafsiran yang tidak konsisten dengan prinsip tauhid.
Kata Kunci: Ru’yatulla>h, Corak teologi, Tafsir Al-Mi>za>n Fi> Tafsiril Qur’a>n
References
A>li H}amid, Ah}mad bin Na>s}ir Muh}ammad, Ru’yatullah wa Tah}qi>q al-Kala>m Fi>ha>, al-Makkah al-mukarramah: Ja>mi’ah Umm al-Qura>’, 1991.
al-Shallabi, Ali Muhammad, Iman Kepada Hari Akhir,Jakarta: Ummulqura, 2014.
Amaruddin, Corak Teologis-Filosofis dalam Penafsiran Al-Qur’an. SYAHADAH: Jurnal Ilmu al-Qur'an dan Keislaman, vol.2, No.1, 2014.
Anwar, Rosihon, Menelusuri Ruang Batin Alqur’an, Jogjakarta: Erlangga, 2010.
Behest, Sayyid Muhammad Husayni, Selangkah Menuju Allah, Jakarta: Pustaka Zahra, 2002.
Gulpaygani, Ali Rabbani, Kalam Islam Kajian Teologis dan Isu-isu Kemazhaban, diterjemahkan oleh Muhammad Jawad, Jakarta: Nur Al-Huda, 2014.
Husti,Ilyas, “Studi Kritis Pemikiran Quraish Shihab Terhadap Tafsir Muhammad Husain Thabathaba’I”, dalam Al-Fikra; Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol. 14, No. 1, 2015, 65.
Izzan, Ahmad, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung: Tafakur kelompok Humaniora, 2011) Cet. 3.
Karimah, Fatimah Isti, Manhaj Tafsir al-M?z?n Al-Qur’an Karya Mu?ammad ?usain al- ?ab???b?’I, dakam Iman dan spritual Bandung, UIN Sunan Gunung Jati, Vol.2 no.1, 2022.
Munir, M. (2022). KESOMBONGAN IBLIS DALAM AL-QUR’AN (Kajian Tafsir Tematik). JADID: Journal of Quranic Studies and Islamic Communication, 2(1), 1 - 23. https://doi.org/10.33754/jadid.v1i2.506
Qayyim,Ibnu, Berbicara Tentang Tuhan, diterjemahkan oleh M. Romli dan Henri, Kampong Melayu Kecil: Mustaqim, 2004.
Salsabila, Karakteristik Teologis Tafsir Al-Quran. Dalam UNIScof , Vo., No.1 20, 3).
Suma, Muhammad Amin, Ulumul Qur’an, Jakarta: Rajawali Pers,2013), Cet.1.
Thabathabai, M. Husain, Mazhab Kelima Sejarah, Ajaran, dan Perkembangannya, diterjemahkan oleh Ali Yahya, Jakarta: Nur al-Huda: 2007.
Copyright (c) 2024 JADID: Journal of Quranic Studies and Islamic Communication

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.